Shiki
By : Mikazuki_Hikari
Disclaimer : Fujimaki Tadatoshi ©
This Fic belongs to Mikazuki_Hikari
Rate : T (Explicit Lemon)
Genre : Romance
Pairing :
Akashi Seijuuro x Kuroko Tetsuya
Warning :
Shonen-Ai, Typo(s), EYD tidak sesuai aturan, Male x Male, Alternate
Universe (AU), Out of Character (OOC), Explicit Lemon
Don’t Like Don’t Read
I Have Warned You
.
.
.
Shiki
Mikazuki Hikari ©
.
.
.
[Kuroko POV]
Musim semi, dimana aku pertama memijakkan kakiku di SMP
Teikou, aku ingat pemandangan dimana halaman depan sekolah dipenuhi siswa baru
dengan kerah kakunya yang berbaris rapi untuk mengadakan apel.
Disana pula aku bertemu dengannya, surai merah-nya berkilat
tertimpa cahaya matahari, senyuman tipis diwajahnya yang tersirat di bibirnya,
serta kedua manik heterokromatik itu dengan lembut menyapaku, itu saat
pertemuan pertamaku dengan Akashi-kun, namun saat itu aku masih belum tahu
namanya.
Aku ingat saat si pemilik surai merah menyala itu menolongku
saat istirahat makan siang, dimana saat aku tergelincir lantai yang licin,
entah pemuda itu datang dari mana, namun tangan kokohnya yang besar dengan
sigap meraih tanganku dan menyelamatkan tubuh gontaiku yang hampir bertumbukkan
dengan lantai, namun setelahnya ia tidak mengatakan sepatah kata pun, hanya
pergi dengan kedua tangannya yang ia masukkan di saku celananya, dan sebelum
siluet tubuhnya menghilang dari garis pandangku, ia menoleh ke arahku dan
sekali lagi memperlihatkan senyuman manis itu kepadaku.
Aku juga ingat dimana Akashi-kun menyelamatkanku dari
segerombolan kakak kelas yang hendak membahayakan diriku, dari sudut jalan entah
dimana ia muncul, lalu seketika ia menghabisi gerombolan kakak kelas yang
menurutku jauh lebih besar darinya, dan seperti biasa tanpa mengucapkan sepatah
kata pun, ia pergi.
.
.
.
Musim panas, matahari bersinar terik, musim yang cocok untuk
festival olah raga sekolah, dimana SMP Teikou menyelenggarakan festival olah
raga yang cukup akbar untuk kalangan sekolah sederajatnya, disini pula
Akashi-kun menolongku saat aku tersandung setelah maraton, entah mengapa ia
selalu muncul di saat aku memang membutuhkan seseorang, ia dengan sigap
membebat luka di lututku, ia bahkan sudah membawa perlengkapan P3K lengkap
bersamanya.
“Bagaimana?? Apa sudah lebih baik??” ucapnya setelah selesai
dengan perban di lututku.
“Unn..” Aku mengangguk kecil, aku terheran dengan tingkah
pemuda yang satu ini, entah apa yang dia pikirkan, bisa bisanya di tengah
kerumunan banyak ia masih bisa memperhatikanku yang notabene kehadiranku jarang
di rasakan oleh beberapa orang, namun pemuda ini, ia bisa dengan sigap mengarah
ke arahku, menuju kepada keberadaanku yang bahkan orang saja tidak
mengetahuinya.
“Yosh, kalau begitu, jangan sampai terjatuh lagi ya.” Tangan
besar yang pernah menarik tanganku di kafetaria, tengah mengelus surai cyan
milikku lembut, sorot matanya berubah hangat saat kedua iris itu tertutup
kelopak matanya yang membuat lengkung tipis tanda pria itu tersenyum, serta
senyumannya yang biasa ia lemparkan kepadaku, baru kali ini aku melihat
senyumannya sedekat ini, biasanya aku hanya melihat senyumannya dari kejauhan
saat ia melangkah pergi setelah menolongku, dan entah mengapa wajahku
menyeruakkan rona merah yang tipis, mungkin karena panas matahari, begitu
pikirku, namun panas matahari tidak busa menyebabkan yang orang sebut dengan
debaran pada jantung, jangtungku berdegup mengiringi rona di wajahku saat
melihat wajahnya dari dekat.
.
.
.
Musim gugur, dedaunan hijau yang bertandang di ranting
ranting pepohonan pun sudah mulai berubah warna menjadi merah kecoklatan,
beberapa diantara mereka pun ada yang sudah jatuh ketanah, sinar terik dari
matahari pun sudah tertutup oleh awan, suhu udara yang mulai menurun pun sudah
mulai berhembus menyapa permukaan kulit setiap orang saat mereka bangun pagi.
Musim dimana aku memutuskan untuk mengikuti salah satu
ekstra kurikuler yang cukup di banggakan di SMP Teikou, Basket.
Akashi-kun juga mengikuti kegiatan ini, disini aku semakin
sering bertemu dengannya, dan untuk pertama kalinya, berkenalan dengannya
secara langsung.
“Ternyata kau juga mengikuti Basket ya??” sapanya saat ia
berjalan lurus ke arahku, lapangan basket yang sepi kala itu, menggaungkan
separuh dari suaranya yang cukup lantang karena memanggilku dari jarak yang
cukup jauh, hanya kami berdua, diantara sorot lampu dari atap lapangan basket
indoor yang tinggi, bola basket yang tadi ada di tangannya memantul kebawah dan
menggelinding ke belakangnya.
Aku yang selama ini hanya mengenalnya sekilas, untuk kali
ini bertatapan dengannya, bukan lagi secara kebetulan, namun karena aku memang
mengikuti kegiatan yang sama dengannya, aku memundurkan kakiku satu langkah
kebelakang, wajahnya semakin dekat denganku.
“Kenapa?? Tidak perlu takut.” Dia tersenyum.
“Akashi Seijuuro” ia akhirnya memperkenalkan dirinya.
“Tetsu—“
“Haii, Kuroko Tetsuya-kun.” Ia tersenyum sekali lagi ke
arahku.
Mengapa?? Dari mana dia tau namaku?? Aku belum pernah sekali
pun memperkenalkan namaku kepadanya, tapi, kenapa dia bisa tau namaku??
“Boleh aku memanggilmu Tetsuya?? Hnn??” Ia menaikkan sebelah
alisnya, jarak wajah kamu hanya tersisa beberapa centi meter saja, aku bisa
dengan jelas melihat sorot matanya dari jarak sedekat ini, Kuning Keemasan, dan
warna merah darah yang menyala, terlihat sangat dalam dan indah, menenggelamkan
pandanganku lebih dalam ke dalam sorot mata yang teduh itu, membuatku tak bisa
mengeluarkan sepatah kata pun.
“Kawaii naa..” tangannya menarik daguku.
“A-apa maksudmu??” aku terperangah, semburat kemerahan sudah
memancar di pipiku, aku merasa takut, namun bukan rasa takut karena aku tidak
suka berada di dekat orang ini, namun ada suatu perasaan yang membuatku lemah
dan tak berdaya.
“Kau sangat menarik Tetsuya, tidak salah aku memilihmu
selama ini..” wajahnya mendekat ke arah telingaku sekarang.
“Suki da...” ia membisikkan kata kata itu, yang tepat di
depan telingaku.
Pupil mataku menyempit, aku terkejut mendengar perkataannya,
apa maksudnya?? Kenapa dia bisa menyukaiku??
“Suki da yo, Tetsuya..” Ia mengarahkan tubuhku ke tembok,
tangannya mencengkram kuat pergelangan tanganku, dan mengunci semua gerakanku.
Aku tidak bisa menjawab, aku hanya bisa merintih dengan rasa
sakit yang timbul dari cengkraman tangannya.
“Omoshiroi... mmmhh...” ia menjilat cuping telingaku.
“A-Akashi....kun. hahhhh...” Aku merasakan cengkraman
tangannya bertambah kuat dan menyandarkan tanganku di dinding.
Bibir kemerahannya akhirnya menjamah milikku, aku bisa merasakan
helaan nafasnya saat ke bibir kami bersentuhan, aneh tubuhku bereaksi
sebaliknya, dengan senang hati bibirku membalas, suatu perasaan yang aneh
timbul dari diriku, seakan tubuhku menginginkannya, sorot mata teduhnya berubah
menjadi sorot mata yang sayu, dan dari sinar matanya, aku tau dia
menginginkanku juga, lebih dari aku menginginkannya.
Sesaat aku di mabuk oleh sensasi kenikmatan yang manis dari
bibirnya, namun saat akal sehatku kembali, dan saat cengkraman tangannya mulai
mengendur. Disitulah aku memberanikan diri untuk mendorong tubuhnya dan lari
sekencang kencangnya sambil berharap untuk tidak menemuinya lagi.
.
.
.
Musim dingin, jalanan sudah di selimuti oleh selimut putih
yang tebal, salju dengan lembut turun ke atas permukaan tanah. Menandakan musim telah berganti, dan
menandakan rentang waktu aku menghindar dari Akashi.
Aneh...
Memang Aneh...
Selama aku menghindar dari Akashi-kun, selama itu pula,
bagian tubuh yang dijamah Akashi-kun itu, semakin terasa panas, seakan ingin
merasakan sentuhannya lagi, namun aku tau jika aku terlibat lebih jauh lagi
dengan orang itu, aku sendiri tidak bisa membayangkan apa jadinya.
Aku masih bertanya, kenapa orang itu bisa menyukaiku, memang
selama ini dia—
Yaa....
Yaa... Selama ini dia menolongku, selalu muncul di saat yang
tepat, apa ini tandanya, dia memperhatikanku selama ini?? Apa yang bisa aku
dapat dari semua hal ini??
Keping gambaran yang seakan menyatu, mulai berkait satu sama
lain, boleh kah aku melihat-nya?? Boleh kah aku menyusunnya?? Dan menemukan
jawaban dari semua hal yang membingungkan ini?
Bagaimana harus memulai semua ini? Apakah aku menyukainya
juga?.. Dia yang selalu menolongku, dia yang selalu tersenyum untukku, dan
senyumnya yang aku suka, namun diatas semua itu, kejadian yang membuat hatiku
takut untuk menemuinya, bagaimana harus aku merangkai semuanya ini?
Aku berusaha menemuinya, namun disaat aku sudah bisa melihat
sosoknya dari kejauhan, aku menghentikan langkahku dan berbalik pergi menjauh
darinya.
Begitu pula seterusnya...
.
.
.
Telefon genggamku berdering tanda ada e-mail yang masuk, membangunkanku
dari tidurku, aku mengangkat selimut yang menutupi tubuhku, dan meraih telefon
genggamku yang kutaruh di meja kecil yang ada disebelah tempat tidurku, tepat
di depan lampu tidur kecil yang masih padam.
Saat layar handphoneku mulai menyala, aku melihat sebuah
nomer yang asing, mengirim sebuah surat elektronik untukku, siapa?? Hatiku bertanya
tanya...
[Kenapa?? Kenapa kau menghindariku??]
Begitu bunyinya...
Tanpa pikir panjang, aku langsung mengetahui siapa
pengirimnya.
Ya, Akashi Seijuuro, pasti dia yang mengirimnya, tapi
kenapa?? Apa dia melihatku?? Tidak mungkin... aku berusaha menjaga jarak
darinya, dan tidak menemuinya untuk waktu yang cukup lama.... tidak mungkin dia
melihatku.. dan dari mana ia mendapatkan alamat e-mailku?
Mengapa? Mengapa sekali lagi aku harus begitu terlibat
dengannya?
Sesaat kemudian, masuk e-mail yang lain, dari pengirim yang
sama, dan begitu seterusnya, aku berusaha untuk tidak membacanya dan
menghiraukan ponselku, namun percuma, sampai sore harinya hingga malam
menjelang sudah sampai 115 e-mail yang masuk ke ponselku, aku pun merasa tidak
enak hati dan membukanya satu persatu.
Sebuah ekspektasi yang diluar dari dugaanku, semua bunyi
yang tertera pada semua pesan itu adalah sama...
[Aku Mencintaimu Tetsuya]
Begitu bunyinya.. sontak aku menjatuhkan handphoneku dari
tanganku, air mata mengalir lembut dari manik cyanku.
Aku tidak percaya, dia masih bisa menyukaiku walau aku sudah
menolak untuk bertemu dengannya.. Kenapa??
Tangisku terhenti saat handphoneku berdering kembali, sebuah
e-mail lainnya dari Akashi-kun aku pun memutuskan untuk membukanya.
[Aku memberimu 2 pilihan, kalau kau memang membenciku, aku
tidak akan menemuimu lagi, atau mengikutimu seperti yang selama ini aku
lakukan, namun jika kau memang mau bertemu denganku, temui aku di dekat taman
yang tak jauh dari rumahmu, aku ada disana]
Mungkin sekilas aku akan memilih pilihan yang pertama, tapi
sesuatu di dalam hatiku mendorongku untuk menemuinya, yaa, semua ingatanku saat
pria itu menolongku dan tersenyum untukku, itu yang membuatku ingin menemuinya.
.
.
.
Aku bergegas memakai mantelku, mengencangkan tali sepatuku
dan berlari menuju taman, aku membuka pintu rumahku, dan berlari menemus
hamparan salju tebal di kakiku.
Langit musim dingin sudah bertambah gelap, berpadu dengan
taburan bintang dan salju yang turun perlahan, dan aku pun mengarahkan tujuanku
ke arah taman yang di tujukan Akashi.
Disana aku bisa melihat dirinya berdiri dibawah sebuah lampu
jalan, tengah meniup tangannya yang tidak dibalut oleh sarung tangan, uap air
akibat udara dingin pun berhembus dari mulutnya, sesaat ia menoleh, ia langsung
melihat ke arahku dan tersenyum..
“Haahhh.... hahhh... haahhhh....” Nafasku memburu.
“Tidak perlu tergesa gesa seperti itu.” Ia tersenyum dari
posisinya.
“Kau.. kau kedinginan, ini pakai sarung tanganku..” Aku
melepas sarung tanganku dan hendak memberikan kepadanya.
Ia tidak menjawab, ia hanya tersenyum dan kemudia tertawa
kecil.
“Sampai kapan kau bisa menghiburku seperti itu Tetsuya..” ia
mendekat ke arahku, tangannya menggenggam erat tanganku.
“Begini, aku lebih suka begini dari pada aku harus memakai
sepasang sarung tangan.” Ia menatap lembut ke arahku.
Wajahku merona, aku tidak bisa memungkiri perasaanku
lagi......
Aku menyukai pria ini........
“Kau.... sejak kapan kau berada disini??” tanyaku penasaran.
“Sejak aku mengirim e-mail-email itu dari awal, kau menerima
semuanya kan Tetsuya??” ia menatap iris cyanku dalam dalam.
Berarti dia disini dari tadi pagi? Pantas tangannya bisa
sedingin itu....
“Gomen Tetsuya, aku tidak tau kalau kau tidak menyukai
tindakanku waktu itu, makanya kau menghindar dariku.” Ucapnya sambil masih
menggenggam tanganku, tangannya yang semula dingin perlahan mulai menghangat.
“Iiee, aku.. aku menyukainya, dan aku tidak keberatan sama
sekali..” aku menundukkan wajah meronaku.
“Perlihatkan padaku, wajahmu yang manis itu Tetsuya.” Tangannya
sekali lagi meraih daguku dan mengarahkan wajahku sekali lagi ke arah wajahnya.
“Aku menyukaimu Tetsuya, kau adalah milikku..” senyuman tipis
yang kusuka darinya sekali lagi nampak di hadapan wajahku, rasa takut kala itu
seakan sirna, dan aku pun memeluk tubuhnya erat, membenamkan wajahku di dada
bidangnya.
“Aku.... aku juga menyukaimu Akashi-kun.” Aku menjawab
pernyataan cintanya.
“Tidak perlu di beritahu pun aku sudah tau kau akan menjawab
seperti itu Tetsuya.” Bibir kami pun sekali lagi bersambut, kali ini benar
benar manis dan hangat, ditambah tangan Akashi-kun yang menyentuh lembut kedua
belah pipiku, sorot lampu yang terang, salju yang perlahan turun dan bintang
bintang di langit lah yang menjadi saksi bisu kami saat itu, menjadi saksi
untuk penyatuan rasa cinta kami berdua, walau pun awalnya ada sedikit keraguan,
namun semua sudah kembali berjalan dengan lancar.
“Aku, ingin menghabiskan malam ini berdua denganmu Tetsuya..”
dia sekali lagi tersenyum untukku.
Tanpa pikir panjang, aku pun mengiyakan tawarannya dan aku
menghabiskan sisa malam itu hanya berdua dengannya, di kamarnya, Akashi-kun
memperlakukanku dengan lembut, semua sentuhannya hanya bisa membuatku semakin
terpesona dengannya, semuanya, aku menyukai semua hal tentang Akashi-kun.
“Aku menyukaimu Tetsuya..” ucapnya sambil mendorong sesuatu
di bawah sana dengan lebih cepat lagi.
“Aku juga menyukaimu Akashi-kun, aku adalah milikmu satu
satunya.” Aku berusaha menahan rasa sakit yang ditimbulkan sekeras yang aku
mampu, namun tak bisa, dan aku hanya bisa merintih.
“Tanpa kau bilang seperti itu juga, kau sudah sepenuhnya
menjadi milikku Tetsuya..” kemudian ia mencium bibirku sekali lagi.
~Fin~
.
.
.
-=Author’s Note=-
Yoshaaa!!! Fic Natalnya sudah selesaai, sekarang bisa dengan
tenang UTS fufufufufu, baru saja semedi mendadak ide muncul langsung di
tuangkan, mengingat besok sudah UTS, jadiiii~
Ja Naaa~ Merry Christmas walau sebenarnya masih kecepatan
hehehehe *giggles*
Review-nya doooong~ Boleeeeh?? *puppy eyes mode on*
Flame masih diterima dengan senang hati ;)
Mind to Review My Fic??
Mikazuki Hikari