Kebanyakan orang zaman sekarang sering terpaku pada
keindahan grafis yang disajikan pada sebuah game. Pernahkah terbesit dalam
pikiran anda bahwa tidak hanya tampilan yang menarik saja yang membuat game itu
digandrungi oleh khalayak luas, namun perancangan dari game tersebut juga tak
kalah penting dalam mendongkrak kualitas dari game tersebut.
Apa saja sih yang
dibutuhkan untuk membuat inti dari sebuah game? Tentunya sedikit orang yang
ingin mengetahui hal ini namun, alangkah baiknya bila kita berkenalan dengan
apa-apa saja yang ada di balik layar dari sebuah game. Anda mengaku sebagai
pecinta game? Jangan bangga dulu apabila belum kenalan dengan elemen-elemen
penting yang akan kita bahas kali ini. Disini kita akan lebih fokus pada Konsep
dari Script pada sebuah game. Apa saja sih Konsep Script game yang ada?
Pertama alangkah lebih baik kalau kita berkenalan
lebih dahulu dengan Skenario dari game yang kita mainkan.
Apa sih
Skenario game itu? Yang jelas, secara umum skenario berarti urutan cerita pada
sebuah game. Tidak lucu kan kalau game yang kita mainkan tidak memiliki jalan
cerita? Akan lebih berkesan monoton dan menjemukan. Biasanya, perancang dari
sebuah game merancang skenario agar game yang ia buat menjadi lebih runtut dan memiliki
alur yang pasti dan mantap.
Berbeda dengan scenario, tidak bisa secara pasti
ditentukan, dokumen apa saja yang akan ditemukan dalam scenario game, karena
itu tergantung pada gaya game yang akan dibuat. Hampir sama seperti pembuatan
film dimana penulis scenario pertama-tama menulis tema, kalau ada produser yang
berminat, penulis scenario membuat sinopsis, dan setelah mendapat persetujuan
produser, baru scenario dibuat, begitu juga prosesnya dalam merencanakan suatu
judul game komputer. Temanya dibuat dulu, kemudian konsep dan akhirnya scenario
game disusun. Gambaran seperti ini adalah kondisi yang ideal, tidak semua
pengembang melalui proses ini, walaupun hal itu patut disayangkan.
Konsep dalam scenario mencakup prinsip-prinsip dasar,
gaya game, kerangka peraturan, sinopsis cerita (kalau ada cerita),
karakteristik game, contoh misi, atau situasi-situasi dalam game dan bisa juga
diferensiasi perangkat pengguna atau ada efek-efek khusus serta akhirnya
unsur-unsur spesifik yang menjadi andalan pencipta. Dalam penutup sinopsis
seharusnya dicantumkan daftar unsur yang unik dan orisinil serta faktor-faktor
yang bisa dijadikan daya jual tinggi bagi judul tersebut. Konsepnya biasanya
ditulis setebal 5-10 halaman. Kalau konsep sudah diterima, artinya sudah disetujui
produser, dinilai positif oleh tim dan sebagainya, desainer game mulai menulis
dengan documents.
Dokumen ini tidak baku, selama pengembangan bisa
dimodifikasi atau diperbarui. Itu tidak berarti bahwa scenario game tidak perlu
dibuat lengkap dan serius. Seperti dalam kalimat pembuka, semuanya perlu
dipertimbangkan dan direncanakan dengan teliti, kalau tidak, pekerjaan tim bisa
mengalami banyak masalah. Apasaja yang tidak direncanakan dengan baik akan
menyebabkan kerugian waktu dan biaya dalam pelaksanaan project. Tentu saja tidak
segalanya bisa direncanakan sebelumnya, tetapi menurut teori 80/20, sekitar 80%
pekerjaan bisa berjalan sesuai rencana.
Tidak ada patokan umum apa saja yang harus menjadi
bagian scenario game, karena ada banyak perbedaan tergantung projectnya. Tetapi
dalam satu hal semua dokumen sama, harus mendescriptsikan game secara kompleks
maupun mendetail. Setelah membaca design document, anda seharusnya memiliki
gambaran lengkap tentang produk akhir. Salah satu dokumen biasanya menjelaskan
mekanisme game. Sebagai bagiannya, misalkan untuk RPG dan strategi, adalah
peraturan yang menentukan dan mendiscriptsi tipe objek dalam game berikut
karakteristik serta hubungan interaktifnya.
Bagian lain membahas penerapan hukum fisika dalam
dunia game dalam arti luas,sebagai contoh kekuatan alam yang dapat diterapkan
dan bagaimana reaksi objek-objek dalam game. Ada deskripsi lokasi secara lisan
maupun dalam sketsa, skenario cerita, bisa disebutkan diferensiasi perangkat
pengguna. Dan sebaiknya ada daftar monster (untuk RPG fantasi) atau daftar
pasukan (untuk strategi). Singkatnya, dalam struktur dokumen-dokumen ini
seharusnya terdapat seluruh materi yang mencakup seluruh aspek game. Baru
berdasarkan skenario game yang lengkap bisa ditulis spesifikasi untuk rancangan
engine atau modifikasi engine yang sudah ada, dan rencana produksi. Bagian
akhir dari skenario game adalah catatan-catatan desainer game, dimana
dicantumkan misalnya ide-ide susulan atau perubahan yang dilakukan berdasarkan
hasil tes, dan seterusnya.
Kedua, apa lagi sih yang menjadi komponen Konsep dari
Script game itu? Tentu saja Script dari gamenya itu sendiri. Sedari tadi kan,
kita sudah berbicara soal Script pada game, masakan kita tidak berkenalan
dengan Script yang ada pada game yang kita mainkan? Kan kita ingin menjadi
seorang gamer yang baik dan mengenal inti dari game yang kita mainkan.
Tidak ada bedanya dengan Program Aplikasi pada
komputer, game yang kita mainkan pun juga memiliki koding program tersendiri
lo! Tidak kita duga bukan? Tapi yang jelas pada game instruksi dan sintaks yang
dipakai agaknya lebih mudah dari Program-program lainnya yang pada dasarnya
memang jauh lebih rumit.
Kita lihat contoh
gambar diatas. Nampak membingungkan ya. Tapi setidaknya pada sebuah game itu
memilki sedikitnya kode program seperti gambar diatas. Sekarang sudah lebih
menghargai game yang kita mainkan bukan? Tak jarang orang menganggap remeh game
yang berkesan mudah dan memiliki pandangan "Ah, kayak gini mah buatnya
gampang." Eh, jangan salah tanggap dulu! Membuat kode program seperti ini
tidak lah mudah lo~ Jadi semudah apapun gamenya kita harus menghargai
pembuatnya ya~
Terakhir nih, kita mau
kenalan dengan apalagi ya? Tentu saja dengan Storyboard game itu sendiri.
Storyboard? saya lebih suka menyebutnya sebagai rangka bangun, karena terkesan
lebih simple hehehe. Layaknya sebuah cerita atau karangan, game juga memiliki
rangka bangun atau kerangkanya sendiri. Jelas dong, agar si pembuat tidak
kebingungan saat membuat gamenya. Masakan dari sebuah skenario melompat ke skenario
lainnya? Disini Storyboard memegang peranan penting untuk hal itu.
Siapa disini pecinta
Role Play Game atau yang lebih akrab disapa sebagai RPG untuk ringkasnya?
Biasanya anak muda lebih menyukai game jenis yang satu ini. Pada RPG biasanya
memiliki Storyboard yang kompleks.
Baru-baru ini istilah
“Storyboard” telah digunakan dibidang pengembangan web, pengembangan perangkat
lunak dan perancangan instruksi untuk mempresentasikan dan menjelaskan kejadian
interaktif seperti suara dan gerakan biasanya pada antarmuka pengguna, halaman
elektronik dan layar presentasi. Sebuah Storyboard media interaktif dapat
digunakan dalam antarmuka grafik pengguna untuk rancangan rencana desain sebuah
website atau project interaktif sebagaimana alat visual untuk perencanaan isi.
Sebaliknya, sebuah
site map (peta) atau flow chart (diagram alur) dapat lebih bagus digunakan
untuk merencanakan arsitektur informasi, navigasi, links, organisasi dan
pengalaman pengguna, terutama urutan kejadian yang susah diramalkan atau
pertukaran audiovisual kejadian menjadi kepentingan desain yang belum
menyeluruh.
Salah satu keuntungan
menggunakan Storyboard adalah dapat membuat pengguna untuk mengalami perubahan
dalam alur cerita untuk memicu reaksi atau ketertarikan yang lebih dalam. Kilas
balik, secara cepat menjadi hasil dari pengaturan Storyboard secara kronologis
untuk membangun rasa penasaran dan ketertarikan.
Seorang pembuat
Storyboard harus mampu menceritakan sebuah cerita yang bagus. Untuk
mencapainya, mereka harus mengetahui berbagai film, dengan pengertian tampilan
yang bagus, komposisi, gambaran berurut dan editing. Mereka harus mampu untuk
bekerja secara sendiri atau dalam sebuah bagian tiam. Mereka harus mampu
menerima arahan dan juga bersiap membuat perubahan terhadap hasil kerja mereka.
Untuk project tertentu, pembuat Storyboard memerlukan ketrampilan menggambar
yang bagus dan kemampuan beradaptasi terhadap gaya yang bermacam. Mereka harus
mampu untuk mengikuti desain yang telah dikeluarkan dan menghasilkan kerja
konsisten, yang digambar pada model.
Refrensi :
0 comments:
Post a Comment