Thursday, December 17, 2015

Design Komunikasi Visual? Apa sih itu?

0

Nama : Jonathan Andrew
Kelas : 3IA22
NPM : 54413673
Nama Dosen : Syefani Rahma Deski
Mata Kuliah : Disain Permodelan Grafik

Hai Bloggers~ Lama tak jumpa nih~ Apa kabarnya? Tentu baik dong~ Kalau ada yang kurang sehat, saya doakan semoga lekas sembuh, Amin.

Nah, kali ini apa sih yang ingin saya bahas?

DKV atau Design Komunikasi Visual. Kalau dulu, sempat disingkat dengan Deskomvis setahu saya tetapi, seiring waktu berjalan, namanya sudah lebih dipersingkat menjadi DKV. Tanya kenapa? jangan tanya saya, mungkin karena perubahan zaman jawabannya hehehehe.

Tentu anak muda zaman sekarang tahu betul tentang jurusan favorit yang satu ini. Siapa yang tidak tahu mahakarya yang disebar di berbagai situs dan jejaring sosial ternama yang digandrungi banyak kawula mudaseperti tumblr, path, dan instagram-red.

Biasanya nih, anak-anak jurusan DKV yang punya post tentang gambar, dan video tutorial yang keren punya.

Apa sih DKV itu? Kepo kan? Yuk kenalan dengan DKV

Design Komunikasi Visual itu juga lebih dikenal sebagai DKV secara singkat. Biasanya, anak zaman sekarang banyak yang tertarik tuh dengan DKV. DKV biasanya digandrungi oleh anak-anak muda agar lebih berkesan kekinian-red, dan modern. Ada juga beberapa diantara mereka yang memang memiliki ketertarikan dan hasrat yang kuat pada bidang yang satu ini.

Pada dasarnya DKV merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera penglihatan.

Nah, Sekarang mari kita kenalan lebih dekat dengan DKV. Walau saya anak jurusan Teknik Informatika, apa salahnya kan sedikit berkenalan dengan yang namanya DKV karena, kalau tak kenal maka tak sayang maka dari itu kita lihat yuk, sejarah singkat dari DKV itu sendiri

 Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.

Sebagai suatu profesi, desain komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari kelompok dalam industri komunikasi – dunia periklanan, penerbitan majalah dan surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).

Begitu singkatnya.

Nah sekarang, yuk kita lihat, apa sih bedanya DKV dengan seni murni?

Sebenarnya masalah perubahan nama dari Disain Grafis menjadi Disain Komunikasi Visual di dalam negeri itu,
lebih disebabkan oleh tuntutan industri saja. Isi pelajarannya di tambah dan targetnya diperluas.
Graphic Design lebih mengacu pada profesi yang sudah lebih dulu ada, sewaktu ruang lingkup seorang disainer
‘pesan visual’ lebih banyak di media cetak. Karena ‘pesan visual’ itu berwujud gambar (graphic)
maka disebut Desainer Grafis.

Seiring berkembangnya waktu, muncul media baru sehingga sebuah pesan visual tidak lagi hadir
di media cetak saja tapi juga di media elektronik seperti film dan TV dan akhirnya di media interaktif seperti web.
Media-media baru ini tentunya membutuhkan disain yang berbeda di banding media cetak
dan karena posisi media elektronik dan interaktif di tengah masyarakat untuk saat-saat ini lagi hot
sehingga disainer pasti banyak dibutuhkan.

Sekolah sebagai pencetak disainer-disainer baru tentu harus mau menjawab kebutuhan industri,
sehingga ada penambahan materi baru agar siap mencetak disainer komunikasi visual.
Hal itu dilakukan misalnya dengan penambahan kredit mata kuliah audio visual, komputer grafis, disain web dsb.

Sekarang kenapa kok disainer-disainer baru belum pede untuk mengemban nama disainer komunikasi visual?
Karena nama itu baru dan untuk menyandang gelarnya pun masih diperlukan pengesahan dari lembaga-lembaga resmi,
maka kebanyakan lulusan sekolah disain masih menyandang gelar lama Disain Grafis.
Ini bukan masalah di Indonesia saja tetapi di Icograda (PBB-nya Disain Grafis sedunia)
pun baru berupa manifesto perwakilan-perwakilan yang hadir pada Kongres di Seoul bulan Oktober 2000 lalu,
berikut sedikit kutipan dari Icograda Design Education Manifesto:

Graphic designer
The term 'graphic design' has been technologically undermined. A better term is visual communication design.
Visual communication design has become more and more a profession that integrates idioms and approaches
of several disciplines in a multi-layered and in-depth visual competence. Boundaries between disciplines
are becoming more fluid. Nevertheless designers need to recognize professional limitations.

Berikut terjemahan bebasnya:

Graphic Designer
Istilah ‘disain grafis’ sudah dilemahkan secara teknologi. Istilah yang lebih tepat adalah Disain Komunikasi Visual.
Disain Komunikasi Visual makin menjadi sebuah profesi yang mengintegrasikan idiom dan pendekatan
dari beberapa disiplin ilmu ke dalam lapisan-lapisan dan kedalaman kompetensi visual.
Batas antara disiplin ilmu satu dengan yang lain makin menjadi cair.
Walaupun begitu disainer butuh untuk mengenali batasan profesionalnya.

Intinya perbedaan istilah antara Disain Grafis dengan Disain Komunikasi Visual itu
cuma masalah perkembangan media.

Definisi, prinsip dan istilah Desain Komunikasi Visual
Definisi
Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif,
teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk audio
dengan mengolah elemen desain grafis berupa bentuk dan gambar, huruf dan warna,
serta tata letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya.

Prinsip
Pesan visual harus kreatif (asli, luwes dan lancar), komunikatif, efisien dan efektif, sekaligus indah/ estetis.

Istilah
1. Seni Grafis/ Graphic Arts, termasuk ke dalam kelompok bidang ilmu Seni Murni.
2. Grafik/ adalah gambar diagram untuk menyampaikan pesan atau data perkembangan/ pertumbuhan
atau penurunan tentang sesuatu hal secara sistem numerik (pie,block,line, form/ object)
3. Desain Grafis, istilah yang dipakai sebelum menggunakan istilah Desain Komunikasi Visual,
berasal dari kata bahasa Yunani “Graphos” yang berarti “tulisan/gambar”.
4. Untuk mengantisipasi perkembangan dunia komunikasi visual serta perannya yang semakin luas,
maka digunakan istilah : Desain Komunikasi Visual.

Panjang ya? Iya dong~ katanya kan mau lebih cinta, dan akrab sama DKV hehehe.

Nah, apa lagi sih yang ada di DKV itu? Tentu pengen tahu dong? Kita lihat yuk, apa saja sih Elemen-elemen yang ada pada DKV itu?

Antara lain ya seperti ini elemen-elemen yang ada pada DKV yang ingin lebih kita kenal, gali, dan kaji lebih dalam lagi.

a. Tata Letak Perwajahan (Layout)
Pengertian layout menurut Graphic Art Encyclopedia (1992:296) “Layout is arrangement of a book, magazine, or other publication so that and illustration follow a desired format”. Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan.
Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa: “Layout includes directions for marginal data, pagination, marginal allowances, center headings and side head, placement of illustration.” Layout juga meliputi semua bentuk penempatan dan pengaturan untuk catatan tepi, pemberian gambar, penempatan garis tepi, penempatan ukuran dan bentuk ilustrasi. Menurut Smith (1985) dalam Sutopo (2002:174) mengatakan bahwa proses mengatur hal atau pembuatan layout adalah merangkaikan unsur tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan.

b. Tipografi
Menurut Frank Jefkins (1997:248) tipografi merupakan:
“Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan.”

Wirya (1999:32) mengatakan bahwa beberapat tipe huruf mengesankan nuansa-nuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan sifat-sifat atau nuansa yang lain.

c. Ilustrasi
Ilustrasi dalam karya desain komunikasi visual dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang dihasilkan dengan tangan atau gambar dan ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera atau fotografi. Menurut Wirya (1999:32) ilustrasi dapat mengungkapkan sesuatu secara lebih cepat dan lebih efektif daripada tekas.
Fungsi ilustrasi menurut Pudjiastuti (1997:70) adalah:
“Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat dan cepat serta mempertegas sebagai terjemahan dari sebuah judul, sehingga bisa membentuk suatu suasana penuh emosi, dari gagasan seakan-akan nyata. Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terbaca dan bisa mengurai cerita berupa gambar dan tulisan dalam bentuk grafis informasi yang memikat. Dengan ilustrasi, maka pesan menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada kata-kata.

d. Simbolisme
Simbolisme sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan karena sifatnya yang universal dibanding kata-kata atau bahasa. Bentuk yang lebihh kompleks dari simbol adalah logo. Logo merupakan identifikasi dari sebuah perusahaan karena logo harus mampu mencerminkan citra, tujuan, jenis, serta objektivitasnya agar berbeda dari yang lainnya. Farbey (1997:91) mengatakan bahwa banyak iklan memiliki elemen-elemen grafis yang tidak hanya terdapat ilustrasi, tetapi juga terdapat muatan grafis yang penting seperti logo perusahaan atau logo merek, simbol perusahaan, atau ilustrasi produk.

e. Warna
Warna merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi sebuah desain. Pemilihan warna dan pengolahan atau penggabungan satu dengan lainnya akan dapat memberikan suatu kesan atau image yang khas dan memiliki karakter yang unik, karena setiap warna memiliki sifat yang berbeda-beda. Danger (1992:51) menyatakan bahwa warna adalah salah satu dari dua unsur yang menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataannya warna lebih berdaya tarik pada emosi daripada akal.

f. Animasi
Penggunaan unsur-unsur gerak atau disebut animasi khususnya dalam multimedia akan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang melihatnya. Istanto (2001:61) mengatakan bahwa konsep dari animasi menggambarkan gerak sehingga dapat mendukung tampilan secara lebih dinamis.
Berdasarkan teknis pembuatannya, animasi dibagi menjadi dua, yaitu:
• Animasi dua dimensi (2D), adalah animasi yang berkesan datar (flat), baik itu karakter maupun warnanya.
• Animasi tiga dimensi (3D), adalah karakter yang dibuat dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan adanya kesan mendalam atau berdimensi ruang.
Penggunaan animasi dalam sebuah desain multimedia dapat menjadikan tampilan menjadi lebih menarik dan dinamis. Pemilihan jenis animasi yang digunakan bergantung pada kebutuhannya sehingga desaian yang dihasilkan dapat lebih efektif dan efisien.

g. Suara
Suara merupakan elemen pendukung yang digunakan untuk lebih menghidupkan suasana interaksi. Dalam multimedia interaktif, suara dibedakan menjadi dua, yaitu suara utama dan suara pendukung. Suara utama adalah suara yang mengiringi pengguna selama interaksi berlangsung, sedang suara pendukung merupakan suara yang terdapat pada tombol-tombol

Hmmm~ panjang lagi ya? sabar ya scrollnya hehehe. Sekarang sudah lebih kenal dengan DKV kan ya? tentu dong~

Sekian postan saya kali ini semoga bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut